ANALGETIKA
ANALGETIKA
·
Pengertian analgetik
Analgetik adalah obat-obatan yang dapat
mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.
Analgetika pada umumnya diartikan sebagai suatu obat yang efektif untuk
menghilangkan sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, dan nyeri lain misalnya
nyeri pasca bedah dan pasca bersalin dismonera (nyeri haid) dan lain-lain
sampai pada nyeri hebat yang sulit dikendalikan. Hampir semua analgetik
ternyata memiliki efek antipiretik dan efek anti inflamasi.
Nyeri merupakan suatu pengalaman sensorik dan motorik yang tidak menyenangkan,
berhubungan dengan adanya potensi kerusakan jaringan atau kondisi yang
menggambarkan kerusakan tersebut. Gejala Nyeri dapat digambarkan
sebagai rasa benda tajam yang menusuk, pusing, panas seperti rasa terbakar,
menyengat, pedih, nyeri yang merambat, rasa nyeri yang
hilangtimbuldanberbedatempatnyeri.
·
Penyebab sakit / nyeri.
Didalam lokasi jaringan yang mengalami luka
atau peradangan beberapa bahan algesiogenic kimia diproduksi dan dilepaskan,
didalamnya terkandung dalam prostaglandin (salah satu dari berbagai asam lemak
) dan brodikinin. Brodikinin sendiri adalah perangsang reseptor rasa
nyeri.
Analgetik anti inflamasi diduga bekerja
berdasarkan penghambatan sintesis prostaglandin (penyebab rasa nyeri). Rasa
nyeri sendiri dapat dibedakan dalam tiga kategori :
Ø Nyeri ringan (sakit gigi, sakit kepala, nyeri otot,
nyeri haid dan lain-lain), dapat diatasi dengan asetosal, parasetamol, bahkan
placebo.
Ø Nyeri sedang (sakit punggung, migrain, rheumatik),
memerlukan analgetik perifer kuat.
Ø Nyeri hebat (kolik/kejang usus, kolik batu empedu,
kolik batu ginjal, kanker), harus diatasi dengan analgetik sentral atau
analgetik narkotik.
Pada
umumnya (sekitar 90%) analgetik mempunyai efek antipiretik.
·
Mekanisme
Menghambat sintase PGS
di tempat yang sakit/trauma jaringan.
·
Karakteristik:
1. Hanya
efektif untuk menyembuhkan sakit
2. Tidak
ada narkotika dan tidak menimbulkan rasa senang dan gembira
3. Tidak
mempengaruhi pernapasan
·
Macam
macam Analgetik
Berdasarkan
aksinya, obat-abat analgetik dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
1.
Analgesik
Opioid/analgesik narkotika (analgetik sentral)
Analgetik narkotik bekerja di SSP, memiliki
daya penghalang nyeri yang hebat sekali. Dalam dosis besar dapat bersifat
depresan umum (mengurarangi kesadaran), mempunyai efek samping menimbulkan rasa
nyaman (euforia). Hampir semua perasaan tidak nyaman dapat dihilangkan oleh
analgesik narkotik kecuali sensasi kulit.
Harus hati-hati menggunakan analgetik ini
karena mempunyai resiko besar tehadap ketergantungan obat (adiksi) dan
kecenderungan penyalah gunaan obat. Obat ini hanya dibenarkan untuk penggunaan
pada nyeri hebat (trauma hebat, patah tulang, nyeri infark jantung, kolik batu empedu/batu
ginjal. Disamping untuk mengatasi nyeri hebat, penggunaan narkotik
diindikasikan pada kanker stadium lanjut karena dapat meringankan penderitaan.
Fentanil pada umumnya digunakan sebagai premedikasi dalam pembedahan karena
dapat memperkuat anestesi umum sehingga mengurangi timbulnya kesadaran selama
anestesi.
Ø Mekanisme
kerja Analgetik Opioid
Mekanisme kerja utamanya ialah dalam menghambat enzim
Mekanisme kerja utamanya ialah dalam menghambat enzim
sikloogsigenase dalam
pembentukan prostaglandin yang dikaitkan dengan kerja analgetiknya dan efek
sampingnya. Kebanyakan analgetik OAINS diduga bekerja diperifer . Efek
analgetiknya telah kelihatan dalam waktu satu jam setelah pemberian per-oral.
Sementara efek antiinflamasi OAINS telah tampak dalam waktu satu-dua minggu
pemberian, sedangkan efek maksimalnya timbul berpariasi dari 1-4 minggu.
Setelah pemberiannya peroral, kadar puncaknya NSAID didalam darah dicapai dalam
waktu 1-3 jam setelah pemberian, penyerapannya umumnya tidak dipengaruhi oleh
adanya makanan. Volume distribusinya relatif kecil (< 0.2 L/kg) dan
mempunyai ikatan dengan protein plasma yang tinggi biasanya (>95%). Waktu
paruh eliminasinya untuk golongan derivat arylalkanot sekitar 2-5 jam,
sementara waktu paruh indometasin sangat berpariasi diantara individu yang
menggunakannya, sedangkan piroksikam mempunyai waktu paruh paling panjang (45
jam).
·
Macam-macam obat
Analgesik opoid :
a. Metadon.
- Mekanisme kerja: kerja mirip
morfin lengkap, sedatif lebih lemah.
- Indikasi: ketergantungan morfin, Nyeri hebat pada pasien yang di rumah sakit.
-
Efek tak diinginkan:
* Depresi pernapasan
*
Konstipasi (sembelit)
* Gangguan SSP
* Mual dam
muntah pada dosis awal
b. Fentanil.
- Mekanisme kerja: Lebih dari pada
morfin. Depresi pernapasan lebih kecil kemungkinannya.
- Indikasi: Nyeri sangat
yang sukar diatasi pada kanker.
-
Kontra indikasi : Depresi pernapasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut
akut, peningkatan tekanan otak atau cedera kepala.
- Efek samping :
Mual, muntah, konstifasi (sembelit), ketergantungan / adiksi pada over dosis
menimbulkan keracunan dan dapat menyebabakan kematian
c. Kodein
- Mekanisme kerja: 10% dosis diubah menjadi
morfin. Kerjanya disebabkan oleh morfin. Juga merupakan antitusif (menekan
batuk)
-
Indikasi: Penghilang rasa nyeri
-
Efek tak diinginkan: Serupa dengan morfin, tetapi kurang hebat pada dosis yang menghilangkan
nyeri sedang. Pada dosis tinggi, toksisitas seberat morfin.
2. Obat Analgetik Non-narkotik
Obat Analgesik
Non-Nakotik dalam Ilmu Farmakologi juga sering dikenal dengan istilah
Analgetik/Analgetika/Analgesik Perifer. Analgetika perifer (non-narkotik), yang
terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral.
Penggunaan Obat Analgetik Non-Narkotik atau Obat Analgesik Perifer ini
cenderung mampu menghilangkan atau meringankan rasa sakit tanpa berpengaruh
pada sistem susunan saraf pusat atau bahkan hingga efek menurunkan tingkat
kesadaran. Obat Analgetik Non-Narkotik / Obat Analgesik Perifer ini juga tidak
mengakibatkan efek ketagihan pada pengguna (berbeda halnya dengan penggunaan
Obat Analgetika jenis Analgetik Narkotik).
Efek samping obat analgetik perifer : kerusakan lambung, kerusakan darah, kerusakan hati dan ginjal, kerusakan kulit.
Efek samping obat analgetik perifer : kerusakan lambung, kerusakan darah, kerusakan hati dan ginjal, kerusakan kulit.
Ø Mekanisme
Kerja Obat Analgesik Non-Nakotik
Obat-obatan dalam kelompok ini memiliki target aksi pada enzim
Obat-obatan dalam kelompok ini memiliki target aksi pada enzim
yaitu enzim
siklooksigenase (COX). COX berperan dalam sintesis mediator nyeri, salah
satunya adalah prostaglandin. Mekanisme umum dari analgetik jenis ini adalah
mengeblok pembentukan prostaglandin dengan jalan menginhibisi enzim COX pada
daerah yang terluka dengan demikian mengurangi pembentukan mediator nyeri .
Mekanismenya tidak berbeda dengan NSAID dan COX-2 inhibitors. Efek samping yang
paling umum dari golongan obat ini adalah gangguan lambung usus, kerusakan
darah, kerusakan hati dan ginjal serta reaksi alergi di kulit. Efek samping
biasanya disebabkan oleh penggunaan dalam jangka waktu lama dan dosis besar.
Ø Contoh obat
Analgetik Non-Narkotik
Acetaminophen, Aspirin, Celecoxib, Diclofenac, Etodolac, Fenoprofen,
Acetaminophen, Aspirin, Celecoxib, Diclofenac, Etodolac, Fenoprofen,
Flurbiprofen Ibuprofen,
Indomethacin, Ketoprofen, Ketorolac, Meclofenamate, Mefanamic acid Nabumetone,
Naproxen, Oxaprozin, Oxyphenbutazone, Phenylbutazone, Piroxicam Rofecoxib,
Sulindac, Tolmetin.
·
EFEK
SAMPING OBAT ANTIPIRETIK DAN ANALGETIK
1. Gangguan
Saluran Cerna
Selain menimbulkan demam dan nyeri, ternyata prostaglandin berperan melindungi saluran cerna. Senyawa ini dapat menghambat pengeluaran asam lambung dan mengeluarkan cairan (mukus) sehingga mengakibatkan dinding saluran cerna rentan terluka, karena sifat asam lambung yang bisa merusak.
Selain menimbulkan demam dan nyeri, ternyata prostaglandin berperan melindungi saluran cerna. Senyawa ini dapat menghambat pengeluaran asam lambung dan mengeluarkan cairan (mukus) sehingga mengakibatkan dinding saluran cerna rentan terluka, karena sifat asam lambung yang bisa merusak.
2. Gangguan
Hati (hepar)
Obat yang dapat menimbulkan gangguan hepar adalah parasetamol. Untuk penderita gangguan hati disarankan mengganti dengan obat lain
Obat yang dapat menimbulkan gangguan hepar adalah parasetamol. Untuk penderita gangguan hati disarankan mengganti dengan obat lain
3. Gangguan
Ginjal
Hambatan pembentukan
prostaglandin juga bisa berdampak pada ginjal. Karena prostaglandin berperan
homestasis di ginjal. Jika pembentukan terganggu, terjadi gangguan homeostasis.
4. Reaksi
Alergi
Penggunaan obat aspirin
dapat menimbulkan raksi alergi. Reaksi dapat berupa rinitis vasomotor, asma
bronkial hingga mengakibatkan syok.
REFERENSI
Ganong, William F,
2003. Fisiologi Saraf & Sel Otot. Dalam H. M. Djauhari
Widjajakusum: Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20. Jakarta: EGC.
Katzung. G. Bertram
2002. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi VIII Bagian ke II . Jakarta
: Salemba Medika.
PERTANYAAN :
1. Kenapa pada wanita menstruasi tidak dibolehkan minum anatgetik?
2. Apakah pada penggunaan analgetik harus sesudah makan?
3. Apakah obat gosok juga sebagai penghilang nyeri? bagaimana cara kerja dari obat gosok ?
4. Apakah penggunaan analgetik non narkotik aman buat ginjal? gimana efeknya ?
5. Aman kah ibu hamil atau ibu menyusui mengkonsumsi analgetik ?
PERTANYAAN :
1. Kenapa pada wanita menstruasi tidak dibolehkan minum anatgetik?
2. Apakah pada penggunaan analgetik harus sesudah makan?
3. Apakah obat gosok juga sebagai penghilang nyeri? bagaimana cara kerja dari obat gosok ?
4. Apakah penggunaan analgetik non narkotik aman buat ginjal? gimana efeknya ?
5. Aman kah ibu hamil atau ibu menyusui mengkonsumsi analgetik ?
Saya akan menjawab pertanyaan nomor 2. Menurut beberapa artikel yang saya baca, ada beberapa obat yang harus diminum sebelum atau sesudah makan. Untuk obat analgetik bisa diminum sebelum atau sesudah makan tapi sebaiknya diminum sebelum makan karena obat golong tsb akan lebih cepat diabsorbsi saat sebelum makan.
BalasHapussaya ingin menambahkan dimana pada antibiotika eritromisin dan amoksisilin misalnya, dan analgetika parasetamol, akan diabsorbsi lebih baik jika tidak ada makanan, sehingga lebih baik jika diminum sebelum makan.
Hapussaya akan menambahkan jawaban no 2
Hapusseperti anlgetik parasetamol yang baik digunakan tidak ada makanan atau diminum sebelum makan.agar penyerapan obat lebih baik .
menurut pendapat saya ibu hamil obat yang aman yaitu parasetamol pada trimester ke 3, yang tidak aman untuk ibu hamil yaitu obat ibuprofen karena akan menyebabkan bayinya prematur dan kecacatan
BalasHapus4. Hai selly,Obat analgetika non narkotik bekerja dengan mekanisme menghambat biosintesis prostaglandin yaitu menghambat enzim siklooksigenase sehingga konversi asam arakhidonat menjadi PGG2 menjadi terganggu. Enzim siklooksigenase terdapat dalam 2 isoform yang disebut COX-1 dan COX-2. Secara garis besar COX-1 esensial dalam pemeliharaan berbagai fungsi dalam keadaan normal di berbagai jaringan khususnya ginjal, saluran cerna, dan trombosit. Penggunaan obat analgetika dalam jangka waktu lama akan menyebabkan efek samping gangguan pada ginjal, saluran cerna trombosit. Di mukosa lambung aktivitas COX-1 menghasilkan prostasiklin yang bersifat protektif pada mukosa saluran cerna sehingga efek samping dari obat obat analgetika yang banyak terjadi adalah gangguan saluran cerna seperti mual, diare dan dispepsia.
BalasHapusApakah aman buat ginjal??
Salah satu yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan analgetika adalah kondisi pasien. Kondisi pasien harus pertimbangkan antara lain gangguan ginjal karena dapat menyebakan gangguan keseimbangan elektrolit, kegagalan ginjal akut, gagal ginjal kronis, dan nephropati. Risiko ini lebih banyak dijumpai pada penggunaan obat nonsalisilat dalam jangka lama. Pasien dengan gangguan ginjal sangat dianjurkan untuk berhati-hati dalam penggunaan analgetika ini.
menurut saya jawaban no 1 boleh-boleh saja pada saat menstruasi mengkonsumsi obat jika seseorang itu tidak alergi obat yang tidak diperbolehkan yaitu mengkonsumsi obat hormonal karena dapat mengganggu menstruasi
BalasHapusya saya setuju dengan hesty, konsumsi analgetik bagi orang yang sedang menstruasi boleh aja
Hapusmenurut saya wanita menstruasi boleh meminum obat analgetik karena menstruasi juga kadang menyebabkan dismenorea. Dismenore merupakan kram menstruasi berdenyut atau kram nyeri di perut bagian bawah. Kondisi ini terjadi secara normal, karena selama menstruasi rahim berkontraksi untuk membantu meluruhkan lapisan yang akan keluar sebagai darah haid.
HapusZat yang menyerupai hormon (prostaglandin) terlibat dalam rasa sakit dan peradangan yang memicu kontraksi otot rahim. Tingginya tingkat prostaglandin berhubungan dengan kram menstruasi yang lebih berat.
Asam mefenamat merupakan kelompok anti inflamasi non steroid, bekerja dengan menghambat sintesa prostaglandin dalam jaringan tubuh dengan menghambat enzim siklooksigenase, sehingga mempunyai efek analgesik, anti inflamasi dan antipiretik. Cara Kerja Asam mefenamat adalah seperti OAINS (Obat Anti-Inflamasi Non-Steroid atau NSAID) lain yaitu menghambat sintesa prostaglandin dengan menghambat kerja enzim cyclooxygenase (COX-1 & COX-2)"
menuruts saya wanita yang sedang mengalami mentruasi boleh meminum obat analgetik dan tida ada larangan selama obat itu aman dikonsumsi, namun biasanya untuk wanita yang sedang mentruasi digunakan obat analgetik golongan non narkotik saja. sebagai contoh obat yang dapat mengurangirasa nyeri pada haid dapat diberikan asam mafenamat. Cara kerja asam mefenamat adalah dengan menurunkan kadar prostaglandin, sebuah hormone yang biasanya menyebabkan inflamasi/nyeri
BalasHapussaya sependapat dengan maliza, sebaiknya meminum obat analgetik golongan non narkotik, dimana obat ini tidak menimbulkan ketergantungan terhadap si pemakai, sehingga ketika rasa sakit telah hilang atau sembuh, obat ini dapat dihentikan pemakaiannya. sedangkan kalau mengkonsumsi obat analgetik narkotik dapat menyebabkan ketergantungan. selain itu, pemilihan obat narkotik kurang tepat pada nyeri menstruasi
Hapussaya akan mencoba menjawab pertanyaan no. 4 kalau menurut literatur yang saya baca, analgeitik non narkotik aman untuk ginjal jika digunakan dalam jangka waktu yang tidak panjang sementara untuk penggunaan dalam jangka pnjang maka akan menimbulkan resiko gagal ginjal, karena obat-obatan dieksresikan melalui ginjal. penggunan obat kombinasi analgetik pun juga dapat menyebabkan gagal ginjal contohnya aspirin dan acetaminophen yang digunakan bersama-sama dengan kafein atau kodein
BalasHapusya benar apa yang di sampaikan nurul, dalam penggunaan jangka panjang baik analgetik narkotik maupun analgetik non narkotik sangat tidak di anjurkan karena dapat merusak fungsi ginjal dan berakhir pada kerusakan ginjal nantinya
Hapus